Saya bukan orang yang fanatik terhadap sesuatu, saya orangnya loyal dan totalitas. Bicara tentang loyalitas, mengingatkan saya pada seseorang yang mungkin saat ini sedang ramai dibicarakan sebagai salah satu paslon gubernur DKI.
Saya tidak pernah berkenalan secara pribadi juga tidak pernah bertemu ato bertatap muka secara langsung. Dari track record dan pemberitaan medialah saya akhirnya mengetahui tentang beliau. Ini bukan masalah judgement ato hanya melihat dari cover, tetapi kondisi nyatanya bahwa beliau mendukung presiden jokowi adalah hal yang benar, menjelek2an paslon presiden lain adalah dari info dari media, menjadi menteri dan diberhentikan dari kabinet jokowi adalah benar yang kemudian berpindah kiblat ke lawanan politik jokowi adalah benar.
Banyak hal2 lainnya seperti janji2 kampanye yang merupakan 'kata' media, tetapi saya hanya mencuplik apa yang menurut saya adalah benar.
Bagi saya untuk berpindah dari satu pilihan ke pilihan lain dalam waktu sangat singkat, ya kalo dilihat dari proses pilgub tsb untuk pendaftaran paslon mungkin bisa dihitung dalam hitungan hari bukanlah sesuatu hal yang biasa, istilah untuk 'move on' dalam hitungan hari ..... jadi kalo kondisi ini terjadi pada beliau, saya yang sama sekali tidak mengenal dan ini bukan 'judge a book by its cover' saya menanyakan dimana loyalitas beliau sebagai seorang calon pemimpin.
Kita belum bicara kinerja, konsisten tentang janji pilkada, tetapi jika beberapa golongan besar menyebut ini bukan perjuangan politik tetapi perjuangan islam, tampilkanlah Islam yang damai, tidak memfitnah, membalas kebaikan dengan kebajikan, tidak menjelek2an orang lain, jadilah pemimpin yang amanah, berhati bersih, teduh dari segala hal kotor disekelilingnya.....
Dan yang lebih parah lagi yang menjadi dampak pilkada ini, seorang ustadz yang sangat dikenal berhati bersih, lurus, dan menjadi panutan masyarakat indonesia dengan tiba-tiba berbalik menjadi penyebar kebencian yang sama...
Tidak sadarkah semuanya kalo kita seperti sedang membuka topeng, menampilkan wajah asli manusia yang ambisi, serakah, penuh kebencian dan menghalalkan segala cara, hingga kalo kita meninggal pun saat ini bisa jadi tidak ada yang mau menerima jenazah kita untuk disholati hanya karena hati yang sudah membusuk oleh kebencian.
Saya bukan orang yang religius, saya percaya kekuatan doa dan hasil usaha... kalo semua doa dan permohonan kepada Allah sudah kita sampaikan juga usaha yang bersifat positif, apakah kita masih harus mendahului kehendak -Nya dengan memusuhi dan meludahi sesama muslim.
Cukup Allah yang maha tahu apa yang kita niatkan dan lakukan, juga azab yang akan ditimpakan-Nya, jangan muslim yang mengazab muslim lainnya apalagi dengan didasari kebencian.
Dan satu hal lagi yang saya baru baca tadi pagi... Jika beliau adalah orang yang islami dan mampu kenapa tidak melengkapi rukun islamnya dengan berhaji ??? banyak pertanyaan lain yang tidak terjawab diluar pertanyaan2 diatas.
-----
Dalam kegundahan menatap Jakarta...
Alhamdulillah saya sudah berhaji diumur 29th, saat tsunami di aceh dan insya allah saat ini masih dalam daftar tunggu lagi utk 6-8thn kedepan.
Saya lebih memilih jadi orang baik dari pada orang terkenal.
No comments:
Post a Comment